Bagi sebagian besar keluarga, rasanya sulit bisa menerima bila anak gadisnya yang berusia dua puluhan jatuh cinta dengan seorang pria yang pantasnya menjadi bapaknya apalagi seorang duda. Tapi ibu gadis ini bukan saja tidak menentang, bahkan merestui.
Kami dari keluarga sederhana, ibuku adalan seorang single parent, dia bekerja serabutan untuk menghidupi keluarga. Studiku biasa-biasa saja, akhirnya aku pun mengambil program diploma seni, setelah lulus, aku membuka sebuah salon kecantikan.
Usaha salonku berjalan lancar dan lumayan bagus, setiap hari bisa menghasilkan ratusan ribu rupiah. Di sebelah salonku adalah sebuah restoran, pemiliknya adalah seorang pria usia empat puluhan. Aku tidak pernah melihat istri dan anak-anaknya, karena hubungan sebagai tetangga, aku pun kerap sekadar makan di restorannya, hitung-hitung ikut membantu meramaikan usahanya.
Lama kelamaan dan karena sering ke sana, akhirnya kami pun menjadi akrab, kadang-kadang dia datang ke salonku memperkenalkan tamunya yang mau memotong rambut atau sekadar merapikan rambut.
Suatu hari, kami minum-minum di restorannya, mungkin karena pengaruh minuman, dia pun mabuk. Dalam keadaan setengah sadar dia menceritakan tentang istri dan anak-anaknya, ternyata putrinya telah meninggal saat berusia lima tahun, sementara istrinya jatuh sakit sepeninggal putrinya.
Tiga tahun kemudian, istrinya pun menyusul putrinya, saya ikut merasa sedih sekaligus simpati setelah mendengar cerita tentang keluarganya. Sejak itu, hubungan kami tiba-tiba saja mengalami perubahan yang unik, dan pandanganku terhadapnya juga lain.
Aku menjadi lebih sering ke restorannya, dan anehnya kadang-kadang aku juga membantunya merapikan restoran, menjahit bajunya atau pekerjaan-pekerjaan sepele lainnya. Lambat laun hubungan kami semakin dekat, dan dia juga sangat baik serta perhatian sama aku. Di mataku dia adalah sosok pria dewasa yang berkharisma dan berpembawaan tenang.
Perlahan-lahan timbul perasaan suka padanya, dan kemudian kami pun sering bersama atau katakanlah mulai pacaran. Karena usianya lebih tua 20 tahun lebih, aku belum memberitahu ibu, takut ibu menentangnya, tapi beberapa waktu lalu, kami memutuskan untuk menikah.
Aku pun kemudian mengajaknya ke rumah untuk aku perkenalkan pada ibu, dan tidak peduli ibu setuju atau tidak, aku sudah siap dan bertekad menikah dengannya. Apa yang terjadi, sunggu tak disangka, ketika ibu melihatnya, ibu justeru memeluknya dan menangis. Sontak hal itu pun membuat aku tercengang dan bengong.
Lalu aku bertanya pada ibu, apa yang terjadi sebenarnya, apa ibu mengenal dia sebelumnya? Akhirnya ibu pun bercerita tentang masa lalunya. Bertahun-tahun lalu, ibu mengajak adikku berperahu di taman bermain, karena adikku terlalu nakal, sehingga tanpa sengaja jatuh ke sungai.
Tepat pada saat itu, dia yang ketika itu juga sedang mengayuh perahu melihat kejadian itu, lalu ia pun segera terjun ke air dan menyelamatkan adikku. Tapi malang perahunya oleng saat ia terjun, sehingga putrinya terjatuh ke sungai, dan ketika diangkat ke atas, putrinya meninggal.
Ibu menuturkan, bahwa setela peristiwa naas itu, ia selalu merasa bersalah dan ingin mengucapkan terima kasih, tapi ibu tidak tahu dimana pria yang telah menyelamatkan adikku, dan tak disangka bisa bertemu dalam suasana seperti ini.
Aku cukup terkejut setelah mengetahuinya. Ibu memintaku agar hubungan kami bisa berlanjut dengan harmonis, tapi apakah pacarku itu bisa menerimanya. Aku tidak tahu apakah hubungan kami harus dilanjutkan atau…..Aku menjadi galau-gelisah, dilanjutkan atau diakhiri….
Bagaimana menurut pendapat teman-teman….lanjut atau diakhiri…?(jhn/yant)
sumber : eazon.com | erabaru.net
loading...
0 Response to "Kisah Gadis Usia 20 Tahun yg “Jatuh Cinta” pada “Duda Usia 40-an” Saat Dia Kuajak ke Rumah, Ibuku Tidak Menentang Hubungan Kami, Malah “Memeluknya Sambil Menangis” Ternyata..."
Post a Comment