Saya memang pernah merantau, mulai dari Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. Namun saat itu saya hampir setiap seminggu sekali selalu pulang kampung. Kecuali saat di Jakarta memang pulangnya sekitar 3 bulan sekali.
Jadi kalau setiap jelang mudik, yang saya rasakan, jelas terasa biasa-biasa saja.
Namun untuk perantau lain, yang mungkin mudik [pulang kampung], setahun sekali, khususnya jelang lebaran, sudah pasti momment mudik menjadi sangat berkesan.
Saya bisa merasakan betapa senang dan bahagianya mereka para pemudik, yang setahun tidak pulang dan tidak bertemu keluarga tercinta, di saat momment jelang lebaran, bisa melakukan mudik dan berkumpul dengan orang tua tercinta.
Tujuan mudik juga sudah tentu ingin berkumpul dengan keluarga tercinta, dan sekaligus menjadikan mudik untuk saling meminta maaf kepada orang tua, adik, kakak, tetangga, teman, dll, karena bertepatan dengan hari raya.
Namun terkadang saya justru agak prihatin jika masih ada sebagian orang, bahkan menurut saya semakin banyak dan menular, dimana ada sebagian orang yang beranggapan jika saat mudik juga sekaligus dijadikan ajang untuk pamer kesuksesan selama merantau.
Saya sendiri pernah ngobrol dengan beberapa teman untuk soal ini, dan saya sendiri juga bisa melihat, dimana terkadang tetangga saya yang dulu sebelum merantau begitu kalem dan biasa-biasa saja, begitu mudik, gayanya sudah berbeda, banyak gaya, dan terkesan ssegalanya ingin dipamerkan.
Kalau cerita teman saya lebih aneh lagi, saat pulang mudik ada yang tetangganya pulang dari rantau dengan bawa mobil satu keluarga, saat acara reuni, bilangnya itu mobil sendiri dari kerja kerasnya selama merantau.
Tapi ternyata, pada akhirnya ketahuan jika mobil tersebut hanya sewa dan patungan dengan keluarga.
Saya sendiri agak heran, kenapa bisa begitu?
Saya sempat sih tanya ke teman saya tadi, emang kalau misalnya mobilnya sewa kenapa sih?
Saya pikir bisa sewa mobil untuk pulang mudik kan tidak salah, bahkan menurut saya itu baik karena bisa lebih mudah dan nyaman saat mudik. Bahkan bisa untuk jalan-jalan dan liburan saat lebaran nanti.
Tapi kenapa mereka harus bilang kalau itu mobil dia beli?
Jawab teman saya begini, “ya kan biar dikatakan sukses dan jadi orang kaya”.
Saya cuma geleng-geleng kepala, kok sampai segitunya ya? #@%^%^@%@&
Namun dari cerita teman saya tersebut, saya jadi banyak belajar dan bersyukur juga, karena saya orangnya selalu tidak pernah terlalu memikirkan gal begituan. Sampai segitunya, hanya ingin dinilai sukses tapi kok sampai berbohong begitu.
Untuk anda yang mau mudik lebaran tahun ini, saya sarankan jangan sampai berfikiran bahwa saat mudik anda jadikan sebagai ajang pamer kesuksesan.
Kalau bisa sih berbagi ilmu dan semangat atau motivasi bagaimana anda bisa jadi orang sukses, itu jauh lebih baik. Supaya orang-orang di kampung anda bisa sukses seperti anda, tapi tidak perlu pamer atau berlagak sombong karena mentang-mentang anda sudah sukses.
Akan lebih mulya lagi, kalaupun anda sudah sukses dan kaya raya, saat mudik tidak perlulah anda pamer dan terlalu bergaya. Tetaplah jadi pribadi yang santun, ramah, dan suka berbagi rizqy kepada tetangga dan teman anda. Dengan cara itu, mudik anda akan lebih bermakna.
Karena sejatinya, mudik itu memang bukan untuk pamer kesuksesan anda, melainkan untuk saling bersilaturahmi dan saling meminta maaf kepada orang tua, tetangga, saudara, teman, dan lain sebagainya.
Untuk anda yang akan mudik, selamat bermudik ria, tetap berhati-hatilah di jalan agar mudik anda selamat sampai tujuan. Amiiin
Selamat Mudik!
loading...
0 Response to "Ingatlah !! Mudik Bukan untuk Pamer Kesuksesan"
Post a Comment